Pelajaran geografi adalah pelajaran yang sangat sulit menurut saya. Untungnya, saya hanya merasakan pelajaran geografi ketika saya smp dan kelas 1 sma. Setelah saya masuk ipa ketika kelas 2, saya malah mendapat pelajaran fisika. Heh, dunia itu sempit ya. Ok, sesi curhat selesai. Ternyata, pelajaran geografi tidak hanya dibenci oleh kaum manusia, tetapi dibenci juga oleh kaum kutu hewan. Yang jadi pertanyaan, memangnya kutu juga belajar geografi? Eeeh, jangan salah, kutu jaman sekarang mah udah intelek semua. Kalau anda searching di google, www.kutuwebster.com, maka anda akan menemukan sosial Webster kutu terbesar didunia. Dan bagi anda yang mengklik pada link yang saya kasih untuk mencari sosial Webster kutu terbesar didunia, berarti anda lebih gila dari saya.
Pada suatu pagi, seekor anak kutu membolos sekolah ketika pelajaran geografi. Pada pagi itu, pak guru sedang mengajarkan murid-muridnya cara membaca peta yang terdapat pada anjing champucin. Pelajaran pagi itu sangatlah penting, karena beberapa hari lagi mereka akan pergi study banding ke sebuah sekolah kutu ditubuh seekor anjing champucin. Ketika semua temannya sedang belajar, anak kutu nakal yang membolos ini malah pergi bermain audition diwarnet didekat rumahnya. Sayangnya ketika ia mengklik ikon audition, ternyata auditionnya lagi maintence. Akhirnya kutu nakal itu bermain point blank sambil ym-an dengan temannya di luar kota. Setelah bosan bermain game online, kutu nakal itu membuka facebook dan mengganti status, “untung penulis artikel ini gila, jadi saya bisa ym-an ma facebook-an. Coba kalau dia waras, g mungkil artikel ini ditulis.” Dasar kutu kurang ajar.
Akhirnya, tibalah hari dimana para kutu melakukan study banding ke sekolah kutu ditubuh anjing champucin. Ketika sampai disekolah kutu ditubuh anjing champucin, si kutu nakal tiba-tiba ingin buang air kecil dan izin mencari toilet. Setelah 2jam ia mencari, akhirnya ia menemukan toilet di tubuh anjing itu. Yang hebat dari si kutu nakal, ia dapat menahan pipis selama 2jam. Hebaaaaaat..... Setelah buang air, kutu itu pun tersasar dan tidak bisa menemukan jalan pulang. Walaupun ia menemukan peta, ia tidak dapat membacanya karena ia tidak tahu posisi-posisi pada anjing champucin. Akhirnya sang kutu nakal menulis surat kepada orang tuanya, “ayah ibu, maafkan aku. Aku tersasar ketika study banding ke sekolah anjing champucin di tubuh seekor kutu. Ini semua gara-gara si penulis artikel yang jahat. Masa dicerita ini aku dibuat tersasar? Kalau ibu ingin marah, marahi saja pembuat artikel ini ya.” Heh, inilah sedihnya menjadi pembuat artikel, dimarahi oleh karakter yang dibuatnya sendiri. Heh, sedihnya...
0 komentar:
Post a Comment