Cerita kecil dari sebuah perjalanan balon yang menempuh
perjalanan ke utara…
Balon merah yang tak bertuan, terbang tanpa tujuan karena
telah dipermaikan oleh angin yang tak bertanggung jawab…
Ia suka akan hal itu…
Walaupun ia di permainkan, ia sangat bahagia karena dapat
terbang bebas tanpa terikat ditangan anak kecil yang tidak mau melepas lollipop
dimulutnya…
Ditengah jalan, sang balon bertemu dengan awan putih yang
indah…
Sang balon penasaran, ia pun menemui sang awan dan mulai
mengitari sang awan…
Sang balon mulai menyukai sang awan dan tidak mau terbang
terlalu jauh dari sang awan…
Sang balon bergumam, awan ini lembut, penuh dengan uap air,
dan aku sangat nyaman tinggal disini…
Akan tetapi, sang balon lupa satu hal…
Awan dapat berubah dengan seiringnya musim…
Seiring berjalannya waktu, sang awan mulai berubah menjadi
hitam…
Sang awan yang dahulunya putih, kini penuh dengan kebencian
dan mulai melemparkan tongkat listrik ke muka bumi…
Sang balon bingung, apa yang terjadi dengan sang awan..??
Sang balon mulai takut dengan keadaan si awan…
Awan yang dahulu indah, kini menjadi kejam tak berperasaan…
Entah dosa apa yang telah dilakukan sang balon…
Salah satu tongkat listrik yang di hujamkan oleh sang awan,
menusuk langsung ketubuh sang balon…
Dengan kecepatan cahaya, sang balon pun binasa dimakan hampa…
Bisa apa dia..??
Dia hanyalah gumpalan karet yang berisi udara dan tidak
dapat melakukan apapun…
Hanya satu hal yang dia bisa…
“Diam”
Ketika dia merasa butiran awan menempel ditubuhnya dan ia
kesulitan untuk terbang, dia hanya diam…
Ketika dia kedinginan ketika awan menutupin sang surya untuk
memberi kehangatan, dia hanya diam…
Ketika dia MATI akibat tongkat listrik yang dihujamkan oleh
sang awan, dia hanya bisa diam…
Sang balon tidak pernah sedih atas apa yang telah terjadi
selama hidupnya…
Hidupnya yang pendek, sudah menjadi takdir yang harus ia
terima…
Dia ikhlas…
Hanya 1 hal yang dia sesalkan dalam hidupnya yang sangatlah
tidak panjang...
Ia bertemu sang awan, dia mencintai sang awan, dan sekarang
dia harus meninggalkan sang awan…
Yah, setidaknya awan akan bertemu dengan pelangi suatu saat
nanti, jadi balon pun akan pergi dengan bahagia…
Aku harap, sang pelangi dapan melakukan hal yang lebih baik
dari apa yang aku lakukan…
Tertanda, Sang Balon…
seandainya bisa menjadi seperti balon, karena cinta bukan tentang balas membalas, tetapi keikhlasan :))
ReplyDeletenice post kak, jadi sedih bacanya. salam kenal ya :)
makasi ya...
Deletesalah kenal juga...
jangan lupa di follow ya...
tidak semua orang bisa menjadi balon :)
ReplyDeletecinta yang berbalas duka, tapi si balon masih suka. Ada nggak ya orang yang seperti itu? :D Senang bisa berkunjung ke sini...
ReplyDeleteada kok yang kaya gitu, tuuuuuh...
Delete*tujuk penulis...
makasi atas kunjungan nya ya...
jangan lupa di follow...